Bedog, Senjata Tradisional Khas Sunda yang Tetap Lestari Hingga Kini

Koropak.co.id, 10 February 2022 15:09:11
Penulis : Muhamad Eris
Bedog, Senjata Tradisional Khas Sunda yang Tetap Lestari Hingga Kini

 

Koropak.co.id - Golok atau dalam bahasa Sunda disebut Bedog, merupakan senjata tradisional sekaligus juga menjadi warisan budaya yang sarat akan makna.

Diketahui secara tata bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka tahun 2005, golok merupakan senjata tajam sejenis parang atau pedang yang berukuran pendek. Sedangkan untuk parang sendiri yaitu pisau besar, namun lebih pendek jika dibandingkan dengan pedang.

Sementara untuk arti golok sendiri dalam Kamus Umum Basa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Basa & Sastra Sunda, golok diartikan sebagai bedog, perabot atau alat untuk memotong.

Kemudian dalam Ensiklopedi Sunda, diuraikan pengertian bedog merupakan nama alat tajam yang terbuat dari besi baja, namun ada juga yang berupa pakakas (perkakas) serta ada yang berupa pakarang (senjata).

Dilansir dari berbagai sumber, Bedog sendiri dikenal sebagai salah satu perkakas masyarakat tanah Pasundan yang keberadaannya itu mengiringi perjalanan sejarah panjang masyarakat tanah Pasundan sebagai masyarakat agraris.

Bedog ini biasanya digunakan sebagai alat perkakas dalam bidang pertanian, karena memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam membantu masyarakat petani dalam mengolah lahannya.

Secara fungsi, golok atau Bedog ini juga memiliki beberapa fungsi yang meliputi fungsi Praktis yang berkaitan dengan kegunaan awal benda ini sebagai perkakas dalam kehidupan masyarakat sehari hari, yaitu untuk memotong bambu, membersihkan dahan-dahan pohon, menyembelih hewan, membelah kayu bakar serta berbagai pekerjaan lainnya.

Di masyarakat Sunda, terdapat beberapa istilah bedog yang sesuai dengan kegunaannya. Seperti bedog gagaplok yang digunakan untuk membantu pekerjaan di kebun hingga bedog pameuncitan yang digunakan untuk menyembelih hewan.

Selanjutnya bedog sendiri memiliki fungsi simbolis yang berkaitan dengan kegunaan golok atau Bedog sebagai benda keramat dan lambang yang bisa mengangkat harkat martabat pemiliknya.

 

 


Baca : Kujang Pusaka dan Lambang Keagungan

Sedangkan untuk fungsi estetik, berkaitan dengan kegunaannya sebagai benda koleksi. Dalam konteks ini, bedog tersebut dibuat dengan sangat memperhatikan detail serta estetika, baik itu pada bilah maupun warangka serta gagangnya. Terakhir, memiliki fungsi Ekonomi yang berkaitan dengan kegunaannya sebagai komoditi objek jual beli.

Sebagai sebuah warisan budaya berupa senjata tradisional, Bedog ini memiliki beberapa bagian mulai dari perah (bagian gagang golok), sarangka (sarung golok), simeut meuting (tempat gantungan golok), wilah atau wilahan (bilah golok), tonggong (bagian atas golok yang tidak tajam) dan beuteung (bagian bawah golok yang tajam).

Ada juga congo atau tungtung (bagian ujung golok), gobang atau kolewang (Bedog panjang dengan ukuran di atas 30 centimeter), buntut atau paksi (pangkal golok yang dibenamkan ke dalam gagang) dan simpay atau simpai (aksesoris golok yang dipasang pada sarangka berbentuk ikatan melingkari sarangka).

Kemudian bentik (Bentuk golok yang sedikit melengkung), sipuh (Proses Heat Treatment pada saat penempaan golok), betekok (istilah lain dari golok cepot), jegong atau runcang (alur pada golok, namun tidak semuanya memiliki alur seperti ini), selut (Ring pada bagian ujung gagang yang berbatasan dengan pangkal bilah golok) serta ganja (bahasa lainnya dari hand guard).

Menariknya hingga saat ini, kegunaan senjata tradisi ini tidak pernah tergantikan meskipun banyak sekali alat perkakas baru, namun keberadaannya masih sangat diperlukan oleh masyarakat.

terlepas dari kontroversinya sebagai salah satu senjata tajam yang sangat rentan disalah gunakan,namun secara fungsi alat ini merupakan senjata tepat guna. Sehingga, salah satu warisan kearifan lokal dari para leluhur ini tentunya harus tetap kita jaga dan lestarikan.*

 

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini